Latest Post
Loading...

Kamis, 03 November 2016

Optimalkan Kecerdasan Anak dengan Stimulasi yang Tepat


SELAMA ini sebagian besar orang berpandangan bahwa seseorang akan dikatakan cerdas, ketika berhasil menyelesaikan soal-soal matematika.  Atau mereka yang  nilai sainsnya bagus. Mendapatkan ranking di kelas dan atau sekolah. Bagi anak yang tidak mampu menyelesaikan soal-soal dalam berbagai bidang studi, akan mendapatkan label sebagai anak bodoh, ber-IQ jongkok, atau tak jarang bahkan dilabeli sebagai anak idiot.
Sesungguhnya setiap anak memiliki karakteristik dan kecerdasan masing-masing. Demikian pula dengan anak yang terlahir dengan kebutuhan khusus (difabel).
Terdapat sebuah nasihat, “Jangan fokus hanya pada kekurangan anak, melainkan fokuslah pada kelebihannya.”
Benar adanya, setiap anak adalah istimewa. Mmereka memiliki kekhasan masing-masing. Stimulasi yang tepat akan dapat mengoptimalkan kecerdasan anak. Orangtua sebaiknya mulai menyadari perlunya membangun sikap dan mental positif. Menghemat energi, dengan tidak hanya berpikir pada kekurangan, melainkan fokus pada kelebihan, dan mengoptimalkannya dengan memberikan stimulasi yang tepat.

Kecerdasan dan stimulasi
Pada artikel ini, akan diulas berbagai macam (tipe) kecerdasan yang menyertai anak-anak. Sehingga orang tua  dapat mengenali kecerdasan yang dimiliki anak-anaknya sejak dini dan dapat berperan dalam mengoptimalkannya. Opimalisasi kecerdasan dapat dilakukan dengan memberikan stimulasi yang tepat.
Karena stimulasi merupakan cara efektif untuk memaksimalkan perkembangan anak, maka berbagai kecerdasan yang ada harus dikenali sedari dini dan mendapatkan stimulasi yang tepat. Hal ini dimaksudkan agar anak memiliki kesempatan untuk menggali potensi yang ada pada dirinya.
Secara umum diketahui adanya tiga kecerdasan dasar, yaitu: kecerdasan visual, auditori, dan kinestetik. Namun, dunia pendidikan telah mengalami perkembangan pesat dengan ditemukannya teori tentang kecerdasan majemuk oleh Profesor Howard Gardner dari Universitas Harvard, Amerika.
Menurut Profesor Gardner, kecerdasan adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan menciptakan sesuatu. Dia mengembangkan konsep delapan kecerdasan majemuk. Menurut Gardner, terdapat delapan kecerdasan pada anak, ciri dan cara menstimulasinya. (http://www.talentcoach.co.id/talent_coach.php?tc=detail_artikel&kd_artikel=5.)

Kedelapan kecerdasan tersebut adalah:

1.      Kecerdasan Kinestetik (Kinesthetic Intelligence)
Anak yang memiliki kecerdasan kinestetik umumnya menonjol dalam bidang olahraga dan aktivitas fisik lain, misalnya menari, mengendarai sepeda, mobil, menjaga keseimbangan tubuh, dan lain-lain. Biasanya anak dengan kecerdsan kinestetik tidak menyukai pekerjaan yang monoton di balik meja.
Stimulasi yang dapat dilakukan bagi anak adalah berolahraga beberapa kali setiap minggu atau melakukan permainan yang membuatnya bergerak aktif.
2.      Kecerdasan Bahasa (Linguistic Intelligence)
Anak dengan kecerdasan ini erat hubungannya dengan keterampilan orang dalam menguasai bahasa tulisan dan lisan. Anak senang mengoceh, dapat berbicara lebih awal, dan memiliki perbendaharaan kata yang lebih lengkap dari anak-anak seumurnya. Menurut Gardner, anak dengan kecerdasan kinestetik akan sukses pada profesi yang membutuhkan kemampuan persuasif, misalnya di bidang hukum dan jurnalistik.
Stimulasi yang diberikan adalah mengajak anak belajar bahasa asing, membelikan buku bergambar yang menarik, dan lain-lain.
3.      Kecerdasan Logika-Matematika (Logical-Mathematical Intelligence)
Karakteristik anak dengan kecerdaasan logika-matematik adalah rapi dan teratur. Ia akan tumbuh menjadi anak yang mampu berpikir secara analitis dan memperhatikan detail. Anak seperti ini umumnya berbakat di bidang matematika dan sains.
Stimulasi yang sebaiknya dilakukan, adalah mengajak anak bermain teka-teki yang mengasyikkan atau permainan yang mampu melatih kemampuan matematika.
4.      Kecerdasan Visual Spasial (Visual-Spatial Intelligence)
Kecerdasan ruang, disebut juga dengan kecerdasan visual-spasial. Kecerdasan ini meliputi kemampuan-kemampuan untuk merepresentasikan dunia melalui gambaran-gambaran mental dan ungkapan artistik. Apabila anak senang mengutak-atik segala sesuatu, hal tersebut merupakan pertanda bahwa ia memiliki kemampuan visual spasial yang baik. Jalur teknik atau arsitek adalah tepat bagi anak dengan tipe kecerdasan visual spasial.
Stimulasi yang baik adalah dengan mengajak anak bermain lego atau balok, cara ia dapat mempelajari serta membangun berbagai macam bentuk.
5.      Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence)
Anak dengan kecerdasan ini memiliki kemampuan berkomunikasi dan sosial yang efektif, memiliki banyak teman, dan senang bekerja dalam tim. Segala jenis pekerjaan yang berhubungan dengan orang lain pastilah membutuhkan kecerdasan ini, terutama figur publik, pemimpin, guru, konselor, dan lain-lain.
Kecerdasan interpersonal mendorong keberhasilan seseorang dalam mengatur hubungan antar individu. Dua keterampilan pokok itu merupakan kemampuan untuk mengenali dan menerima perbedaan antar individu dan kemampuan untuk mengenali emosi, suasana hati, perspektif dan motivasi orang.
Stimulasi yang disarankan adalah anak diajak banyak bertemu dengan saudara atau teman sebayanya, agar ia dapat melatih kemampuannya dalam berinteraksi.
6.      Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence)
Anak yang memiliki kecerdasan ini umumnya lebih nyaman bekerja sendiri, terkadang membutuhkan waktu untuk menyendiri dari orang banyak, mawas diri, memiliki kreativitas, serta kebijaksanaan. Pekerjaan yang menuntut kecerdasan intrapersonal antara lain wirausaha, konselor, terapis, dan lain-lain. 
Seseorang dengan kecerdasan intrapersonal yang kuat, mampu memahami dirinya sebagai pribadi, baik menyangkut potensi diri maupun bereaksi terhadap berbagai hal. Dengan kecerdasan intrapersonal yang baik, orang mampu membuat keputusan dan menentukan perilakunya tanpa harus selalu diarahkan orang lain.
Stimulasi yang tepat, menjalin komunikasi yang efektif, baik verbal maupun nonverbal, agar anak merasa disayangi dan percaya diri.
7.      Kecerdasan Naturalis (Naturalist Intelligence)
Anak dengan tipe kecerdasan ini sangat tertarik dan menghargai segala sesuatu yang berhubungan dengan alam, seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, lingkungan, cuaca, dan lain-lain. Ia bisa menjadi ilmuwan atau ahli konservasi alam.
Orang yang menonjol dalam kecerdasan naturalis menunjukkan rasa empati, pengenalan, dan pemahaman tentang kehidupan dan alam (tanaman, hewan, geologi).
Stimulasi yang baik adalah dengan mengajak anak melakukan kegiatan di luar ruangan serta mengoleksi benda-benda yang berhubungan dengan alam seperti daun, serangga, kulit kerang, dan lain-lain.
8.      Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence)
Kecerdasan yang muncul lebih awal pada manusia, dibanding kecerdasan lain adalah bakat musik. Tipe kecerdasan ini menekankan pada kemampuan untuk mengenali nada, vibrasi, bunyi, dan ketukan. Anak yang menonjol dalam bidang ini menyukai musik dan suara-suara alam, seperti bunyi serangga, suara air, bunyi hujan, dan lain-lain. Pesinetron dan pengarang lagu adalah contoh orang-orang yang memiliki kecerdasan musik yang menonjol.
Adapun stimulasi yang dapat diberikan antara lain dengan mendengarkan musik, menyanyi, dan menari. (SHS)


0 komentar:

Posting Komentar