SELAMA ini sebagian besar orang berpandangan bahwa seseorang akan dikatakan cerdas,
ketika berhasil menyelesaikan soal-soal matematika. Atau mereka yang nilai sainsnya bagus. Mendapatkan ranking di
kelas dan atau sekolah. Bagi anak yang tidak mampu menyelesaikan soal-soal
dalam berbagai bidang studi, akan mendapatkan label sebagai anak bodoh, ber-IQ
jongkok, atau tak jarang bahkan dilabeli sebagai anak idiot.
Sesungguhnya setiap anak memiliki karakteristik
dan kecerdasan masing-masing. Demikian pula dengan anak yang terlahir dengan
kebutuhan khusus (difabel).
Terdapat sebuah nasihat, “Jangan fokus
hanya pada kekurangan anak, melainkan fokuslah pada kelebihannya.”
Benar adanya, setiap anak adalah istimewa.
Mmereka memiliki kekhasan masing-masing. Stimulasi yang tepat akan dapat
mengoptimalkan kecerdasan anak. Orangtua sebaiknya mulai menyadari perlunya
membangun sikap dan mental positif. Menghemat energi, dengan tidak hanya berpikir
pada kekurangan, melainkan fokus pada kelebihan, dan mengoptimalkannya dengan
memberikan stimulasi yang tepat.
Kecerdasan dan stimulasi
Pada artikel ini, akan diulas berbagai
macam (tipe) kecerdasan yang menyertai anak-anak. Sehingga orang tua dapat mengenali kecerdasan yang dimiliki
anak-anaknya sejak dini dan dapat berperan dalam mengoptimalkannya. Opimalisasi
kecerdasan dapat dilakukan dengan memberikan stimulasi yang tepat.
Karena stimulasi merupakan cara efektif
untuk memaksimalkan perkembangan anak, maka berbagai kecerdasan yang ada harus
dikenali sedari dini dan mendapatkan stimulasi yang tepat. Hal ini dimaksudkan
agar anak memiliki kesempatan untuk menggali potensi yang ada pada dirinya.
Secara umum diketahui adanya tiga
kecerdasan dasar, yaitu: kecerdasan visual, auditori, dan kinestetik. Namun,
dunia pendidikan telah mengalami perkembangan pesat dengan ditemukannya teori
tentang kecerdasan majemuk oleh Profesor Howard Gardner dari Universitas
Harvard, Amerika.
Menurut Profesor Gardner, kecerdasan adalah kemampuan untuk menyelesaikan
masalah dan menciptakan sesuatu. Dia mengembangkan konsep delapan kecerdasan
majemuk. Menurut Gardner, terdapat delapan kecerdasan pada anak, ciri dan cara
menstimulasinya. (http://www.talentcoach.co.id/talent_coach.php?tc=detail_artikel&kd_artikel=5.)
Kedelapan kecerdasan tersebut adalah:
1. Kecerdasan Kinestetik (Kinesthetic
Intelligence)
Anak yang memiliki kecerdasan kinestetik
umumnya menonjol dalam bidang olahraga dan aktivitas fisik lain, misalnya menari,
mengendarai sepeda, mobil, menjaga keseimbangan tubuh, dan lain-lain. Biasanya anak
dengan kecerdsan kinestetik tidak menyukai pekerjaan yang monoton di balik
meja.
Stimulasi yang dapat dilakukan bagi anak
adalah berolahraga beberapa kali setiap minggu atau melakukan permainan yang
membuatnya bergerak aktif.
2. Kecerdasan Bahasa (Linguistic
Intelligence)
Anak dengan kecerdasan ini erat hubungannya dengan keterampilan orang dalam menguasai bahasa
tulisan dan lisan. Anak senang
mengoceh, dapat berbicara lebih awal, dan memiliki perbendaharaan kata yang
lebih lengkap dari anak-anak seumurnya. Menurut Gardner, anak dengan kecerdasan
kinestetik akan sukses pada profesi yang membutuhkan kemampuan persuasif,
misalnya di bidang hukum dan jurnalistik.
Stimulasi yang diberikan adalah mengajak
anak belajar bahasa asing, membelikan buku bergambar yang menarik, dan
lain-lain.
3.
Kecerdasan Logika-Matematika (Logical-Mathematical Intelligence)
Karakteristik anak dengan kecerdaasan
logika-matematik adalah rapi dan teratur. Ia akan tumbuh menjadi anak yang
mampu berpikir secara analitis dan memperhatikan detail. Anak seperti ini
umumnya berbakat di bidang matematika dan sains.
Stimulasi yang sebaiknya dilakukan, adalah
mengajak anak bermain teka-teki yang mengasyikkan atau permainan yang mampu
melatih kemampuan matematika.
4. Kecerdasan Visual Spasial (Visual-Spatial
Intelligence)
Kecerdasan ruang, disebut juga dengan kecerdasan
visual-spasial. Kecerdasan ini meliputi kemampuan-kemampuan untuk
merepresentasikan dunia melalui gambaran-gambaran mental dan ungkapan artistik.
Apabila anak senang mengutak-atik segala
sesuatu, hal tersebut merupakan pertanda bahwa ia memiliki kemampuan visual
spasial yang baik. Jalur teknik atau arsitek adalah tepat bagi anak dengan tipe
kecerdasan visual spasial.
Stimulasi yang baik adalah dengan
mengajak anak bermain lego atau balok, cara ia dapat mempelajari serta
membangun berbagai macam bentuk.
5. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence)
Anak dengan kecerdasan ini memiliki
kemampuan berkomunikasi dan sosial yang efektif, memiliki banyak teman, dan
senang bekerja dalam tim. Segala jenis pekerjaan yang berhubungan dengan orang
lain pastilah membutuhkan kecerdasan ini, terutama figur publik, pemimpin,
guru, konselor, dan lain-lain.
Kecerdasan interpersonal mendorong keberhasilan seseorang
dalam mengatur hubungan antar individu. Dua keterampilan pokok itu merupakan
kemampuan untuk mengenali dan menerima perbedaan antar individu dan kemampuan
untuk mengenali emosi, suasana hati, perspektif dan motivasi orang.
Stimulasi yang disarankan adalah anak
diajak banyak bertemu dengan saudara atau teman sebayanya, agar ia dapat
melatih kemampuannya dalam berinteraksi.
6. Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal
Intelligence)
Anak yang memiliki kecerdasan ini
umumnya lebih nyaman bekerja sendiri, terkadang membutuhkan waktu untuk
menyendiri dari orang banyak, mawas diri, memiliki kreativitas, serta
kebijaksanaan. Pekerjaan yang menuntut kecerdasan intrapersonal antara lain
wirausaha, konselor, terapis, dan lain-lain.
Seseorang dengan kecerdasan intrapersonal yang kuat, mampu
memahami dirinya sebagai pribadi, baik menyangkut potensi diri maupun bereaksi
terhadap berbagai hal. Dengan kecerdasan intrapersonal yang baik, orang mampu
membuat keputusan dan menentukan perilakunya tanpa harus selalu diarahkan orang
lain.
Stimulasi yang tepat, menjalin
komunikasi yang efektif, baik verbal maupun nonverbal, agar anak merasa
disayangi dan percaya diri.
7. Kecerdasan Naturalis (Naturalist
Intelligence)
Anak dengan tipe kecerdasan ini sangat
tertarik dan menghargai segala sesuatu yang berhubungan dengan alam, seperti
tumbuh-tumbuhan, hewan, lingkungan, cuaca, dan lain-lain. Ia bisa menjadi
ilmuwan atau ahli konservasi alam.
Orang yang menonjol dalam kecerdasan naturalis menunjukkan
rasa empati, pengenalan, dan pemahaman tentang kehidupan dan alam (tanaman,
hewan, geologi).
Stimulasi yang baik adalah dengan mengajak
anak melakukan kegiatan di luar ruangan serta mengoleksi benda-benda yang
berhubungan dengan alam seperti daun, serangga, kulit kerang, dan lain-lain.
8. Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence)
Kecerdasan yang muncul lebih awal pada manusia, dibanding
kecerdasan lain adalah bakat musik. Tipe kecerdasan ini menekankan pada kemampuan untuk mengenali nada,
vibrasi, bunyi, dan ketukan. Anak yang menonjol dalam bidang ini menyukai musik
dan suara-suara alam, seperti bunyi serangga, suara air, bunyi hujan, dan
lain-lain. Pesinetron dan pengarang lagu adalah
contoh orang-orang yang memiliki kecerdasan musik yang menonjol.
Adapun stimulasi yang
dapat diberikan antara lain dengan mendengarkan musik,
menyanyi, dan menari. (SHS)
0 komentar:
Posting Komentar