Serta
Permasalahan yang Dihadapi
Oleh: Sri
Hartaningsih
PERNAHKAN Anda,sidang pembaca, mendengar
sebutan anak gifted? Siapakah mereka? Bagaimana pula masalah yang mereka hadapi?
Anak gifted adalah anak yang memiliki
kemampuan intelektual tinggi serta menunjukkan penonjolan kecakapan khusus,
yang bidangnya berbeda-beda antara anak satu dengan anak yang lainnya (talented). Di tengah masyarakat sering ada sebutan dengan istilah
anak cerdas istimewa berbakat istimewa (CIBI). Dalam pandangan umum mereka disebut
sebagai gifted.
“Gifted tidak
sama dengan Talented,” tutur Endang
Widyorini, Ph.D.,Psi, seorang psikolog yang juga dosen pada Universitas
Sugiyopranoto (UNIKA) Semarang, pada acara sarasehan Komunitas PAGI, Sabtu (28/5),
lalu di
Gedung Dikpora, Yogyakarta.
Gifted atau cerdas istimewa, merupakan istilah yang
diberikan untuk menjelaskan kondisi seseorang yang memiliki kemampuan atau
potensi melakukan sesuatu jauh di atas rata-rata orang seusianya. Batasan IQ (Intelligence Quotient) mereka di atas 130, dengan kreativitas,
motivasi dan ketahanan kerja yang tinggi.
Adapun talented atau berbakat istimewa,
tidak mengacu pada batasan inteligensi di atas 130. Akan tetapi, talented mempunyai salah satu atau beberapa
bidang prestasi yang menonjol, yang melebihi rata rata. Dan prestasi tersebut, tidak
selalu dalam bidang akademis.
Bisa jadi seorang anak yang mengalami gangguan inteligensi
yang luas, misalnya anak autis-savant
dengan IQ di bawah rata-rata anak nornal (kurang dari 80), mempunyai talenta
atau bakat yang Iuar biasa. Akan tetapi, anak ini tidak dapat dikatakan sebagai
anak gifted. Karena gifted memakai ukuran intelegensi, sedangkan
talented memakai ukuran performa.
Menurut
Endang Widyorini, persamaannya adalah, mereka (gifted maupun talented) membutuhkan
dukungan dan pemahaman dari orang-orang di sekitarnya, dalam hal ini keluarga,
sekolah dan lingkungan. Jika tidak, maka potensi kecerdasan dan bakat istimewa tidak
mudah terwujud.
Dengan demikian, gifted lebih
berhubungan dengan bidang akademik atau intelektual, sedangkan talented lebih berhubungan dengan bidang
non akademik, misalnya bidang seni, kepemimpinan social dan lain-lain.
Gifted berarti sudah mencakup talented sacara implisit. Tetapi talented menunjukkan gambaran penonjolan kecakapan khusus pada bidang tertentu.
Anak talented menunjukkan satu bidang kemahiran khusus yang luar biasa. Misalnya seni musik, drama, mengarang, melukis dan sebagainya. Kemahiran luar biasa dimaksudkan, dalam musik, anak talented mengetahui irama, nada, keselarasan, interpretasi, keterampilan dalam memainkan alat musik dan lain-lain. Kemahiran tersebut berasal dari bakat bawaan anak, talent atau penonjolan pada suatu bidang tetentu yang dibawa sejak lahir, atau kecakapan khusus yang sifatnya non intelektual.
Masalah yang dihadapi
Gifted berarti sudah mencakup talented sacara implisit. Tetapi talented menunjukkan gambaran penonjolan kecakapan khusus pada bidang tertentu.
Anak talented menunjukkan satu bidang kemahiran khusus yang luar biasa. Misalnya seni musik, drama, mengarang, melukis dan sebagainya. Kemahiran luar biasa dimaksudkan, dalam musik, anak talented mengetahui irama, nada, keselarasan, interpretasi, keterampilan dalam memainkan alat musik dan lain-lain. Kemahiran tersebut berasal dari bakat bawaan anak, talent atau penonjolan pada suatu bidang tetentu yang dibawa sejak lahir, atau kecakapan khusus yang sifatnya non intelektual.
Masalah yang dihadapi
Anak gifted
mengalami tumbuh kembang yang unik. Semua anak gifted mengalami lompatan perkembangan dalam skala besar dalam
waktu yang singkat, namun tidak sinkron. Semakin besar gap lompatan perkembangan antara aspek satu ke lainnya, adalah
berhubungan dengan banyaknya masalah pada anak-anak tersebut.
Masalah
bisa berwujud dalam ketidakharmonisan perkembangan di beberapa area
intelegensia. Tapi, bisa juga terjadi pada ketidakharmonisan perkembangan
bicara, motorik, sensoris, dan emosi, serta berbagai aspek tumbuh kembang
lainnya.
Anak-anak
yang memiliki gap lompatan
perkembangan yang kecil tidak menunjukkan masalah yang berarti, sementara
anak-anak dengan gap lompatan perkembangan yang tinggi memiliki masalah yang
lebih kompleks, beberapa di antaranya terlihat seperti anak ADHD (Attention Deficit Hiperactivity Disorder),
beberapa yang lainnya mungkin terlihat seperti anak autisme.
Sampai
sekarang di Indonesia masih banyak terjadi salah diagnosis. “Ada anak-anak gifted yang didiagnosis sebagai kondisi
yang lain, sehingga menyebabkan pemberian treatment
tidak tepat pada mereka,” tutur Patricia Lestari Taslim, dari Komunitas PAGI,
yang juga ibu seorang anak gifted.
Dalam
banyak kasus, seringkali pemahaman yang kurang terhadap anak-anak ini
menyebabkan guru atau orangtua tidak sabar dalam menghadapi mereka. Pelabelan
dan perlakuan yang tidak tepat pun seringkali mereka terima. Anggapan sebagai
anak yang aneh seringkali memicu bully
baik oleh sesama murid ataupun guru.
Anggapan
sebagai murid yang tertinggal pelajaran (dalam kasus underachievement) membuat anak-anak ini tidak terperhatikan.
Anggapan sebagai pembuat masalah (trouble
maker) seringkali membuat guru atau sekolah bersikap abai terhadap mereka,
bahkan cenderung lebih senang bila anak-anak ini tidak lagi berada di sekolah
itu.
Masih
banyak orang yang berpikiran bahwa anak gifted
dan talented adalah anak-anak
yang memiliki prestasi tinggi, baik secara akademik maupun di bidang lain.
Banyak juga yang berpikiran bahwa anak-anak ini adalah anak yang patuh dan
gampang diarahkan, yang sikapnya mencerminkan sikap murid ideal kesayangan
guru. Kenyataannya belum tentu seperti itu.
Banyak
juga anak gifted maupun talented yang memiliki prestasi
biasa-biasa saja, bahkan ada yang di bawah-bawah. Ini tergantung atas tepat
tidaknya stimulus yang mereka terima. “Bila mereka diperlakukan dan distimulasi
secara tepat, tentu mereka akan menunjukkan pencapaian luar biasa yang bisa
membanggakan,” ujar Patricia. (***)
0 komentar:
Posting Komentar